Bahan Bakar Diesel dari Minyak Sawit

Saat ini Balai Rekayasa Disain dan Sistim Teknologi BPPT BPPT tengah bersiap-siap untuk memperkenalkan Bio Diesel, bahan bakar untuk kendaraan diesel yang berasal dari minyak kelapa sawit.

Karena berasal dari kelapa sawit, tentulah bahan bakar baru ini dijamin ramah lingkungan. "Bio Diesel dibuat lewat penelitian dan percobaan yang panjang, hampir 4 tahun, dan telah menghabiskan biaya yang tidak sedikit," ujar Soni Solistia Wirawan, kepala engineering center BPPT, di kantornya, kemarin.

Dia mengatakan, terciptanya Bio Diesel ini dilatarbelakangi keprihatinannya karena terus diekspoitasinya sumber bahan bakar dari fosil. Kalau tidak segera dicarikan alternatif lain, dipastikan, beberapa puluh tahun lagi bahan bakar ini akan habis.

"Karena itu, saya bersama tim lalu memulai penelitian pada awal 2001 untuk mengobah minyak kelapa sawit menjadi bahan bakar diesel," ceritanya.

Satu tahun kemudian, tim para peneliti itu melakukan road test (uji kelayakan) menggunakan sebuah mobil diesel yang bahan bakar solarnya telah diganti dengan Bio Diesel. Dengan menempuh jarak sekitar 5.000 km, ternyata uji kelayakan itu dinyatakan berhasil. Knalpot mobil tak terlihat kerak dan mesin mobil terawat baik.

Cara mengolah minyak kelapa sawit menjadi Bio Diesel ini, ujar Soni, tidak sulit. Semua orang bisa menciptakan produk ini. Yang pertama, tentunya dipersiapkan terebih dahulu bahan mentahnya, yaitu minyak kelapa sawit.

Selanjutnya minyak tersebut dicampur dengan bahan kimia yang terdiri Methanol dan beberapa zat lain yang merupakan katalisator, kemudian diaduk selama dua jam pada suhu 70 derajat celsius. Proses ini disebut proses preparasi sehingga terbentuk Bio Diesel.

Lalu, dilakukan proses pencucian dengan suhu 80 derajat celsius, dan pengendapan (settling) agar Bio Diesl benar-benar sudah bersih dari zat lainnya. Proses terakhir adalah pengeringan (drying) agar kotoran yang menempel di Bio Diesel hilang.

Selain ramah lingkungan, dengan bangga, Soni menjelaskan kelebihan lainproduk ini. Yaitu pembakaran di dalam mesin makin sempurna dan emisi yang dikeluarkan sedikit. Selain itu asap yang keluar dari knalpot tidak pedih di mata.

Selain itu, kalau dalam bahan bakar bensin kita kenal angka Oktan (tingkat pembakaran), maka dalam bahan bakar diesel dikenal dengan Cetane Number (CN). Makin tinggi nilai CN, maka makin cepat pembakarannya dan mesin pun bekerja optimal.

"Dibanding solar yang memiliki nilai CN sebesar 50, maka untuk Bio Diesel memiliki nilai 64 CN," jelas Soni sambil menambahkan, bahan bakar baru ini akan diperkenalkan kepada masyarakat sekitar akhir tahun ini.

Sumber: Jawa Post

2 comments:

ALIT PUTRA MAHARDANA, S.T | 19 April, 2011 20:29

gimana caranya bosss?

ALIT PUTRA MAHARDANA, S.T | 19 April, 2011 20:30

di singaraja dimana cari kelapa sawitnya yah?